Arsitektur Wireless Sensor Network
Arsitektur Wireless Sensor Network
http://eprints.polsri.ac.id/4497/3/File%20III.pdf
NAMA : C.Digna
Arga Permitasari
NIM :
1201204293
KELAS : TI-44-07
DOSEN KELAS : Sheila
Amalia Salma ST, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI
UNIVERSITAS TELKOM
2020
Pengertian
Jaringan Sensor Nirkabel atau dalam banyak literatur disebut Wireless Sensor Network (WSN) adalah sebuah jaringan yang menghubungkan perangkat-perangkat seperti sensor node, router dan sink node (Muhamad Fajar). Perangkat ini terhubung secara ad-hoc dan mendukung komunikasi multi-hop. Istilah ad-hoc merujuk pada kemampuan perangkat untuk berkomunikasi satu sama lain secara langsung tanpa memerlukan infrastruktur jaringan seperti router atau akses point. Sedangkan multi-hop yaitu istilah yang merujuk pada komunikasi beberapa perangkat yang melibatkan perangkat antara (intermediate), multi-hop melibatkan perangkat antara seperti router untuk meneruskan sebuah paket dari satu node ke node lain dalam jaringan. konsep sederhana terlahat pada gambar berikut :
https://botanmasure.wordpress.com/2015/08/19
Banyak aplikasi yang bisa dilakukan
menggunakan jaringan sensor nirkabel, misalnya pengumpulan data kondisi
lingkungan, security monitoring, dan node tracking scenarios . Sebuah aplikasi
pengumpulan data lingkungan kanonik adalah salah satu penelitian dimana ilmuwan
ingin mengumpulkan pembacaan beberapa sensor dari satu set poin dalam suatu
lingkungan selama periode waktu tertentu untuk mendeteksi tren dan saling
ketergantungan. Para ilmuwan ini ingin mengumpulkan data dari ratusan titik
yang tersebar di seluruh daerah dan kemudian menganalisis data secara offline.
Peningkatan jumlah aplikasi Wireless Sensor Network membutuhkan delay
jaringan yang rendah. Penelitian saat ini di bidang WSN terutama terkonsentrasi
pada bagaimana mengoptimalkan efisiensi energi dengan kurang memperhatikan
masalah delay jaringan. Beberapa rancangan WSN baru ditargetkan pada aplikasi
yang memerlukan delay transfer data yang rendah dan keandalan yang tinggi. WSN
termasuk jaringan transfer data multihop dengan delay rendah dan hemat
energi. Usianya bisa mencapai beberapa tahun dengan baterai kecil.
Node-node saling berkomunikasi menggunakan biaya dan daya yang rendah
pada frekuensi radio. Jaringan ini telah diterapkan pada aplikasi sistem
keamanan di rumah sakit.
Jaringan Sensor
Untuk mengamati suatu fenomena, jumlah SN yang digunakan umumnya lebih dari
satu. Dalam operasinya, semua SN yang berada dalam sensing
field mengirim data ke
sebuah base
station (BS) yang
terletak pada lokasi yang sama dengan SN. Setelah mengumpulkan data dari SN, BS
kemudian meneruskan data ke control station (CS) yang umumnya terpisah dalam jarak
yang jauh. Pada bagian terakhir inilah, data dikumpulkan untuk dianalisa lebih
lanjut menjadi informasi.
Jaringan yang dibentuk oleh SN, BS, dan CS ini dikenal sebagai sensor
network. Jika komunikasi antar
unit dalam sensor network dilakukan tanpa menggunakan kabel, maka
sistem ini disebut sebagai wireless sensor network (WSN).
Dalam melakukan komunikasi antar
unit dalam WSN, media komunikasi yang digunakan sangat tergantung pada
lingkungan di mana WSN ditempatkan. Pada lokasi di darat, gelombang radio
sangat umum digunakan, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan
media lain seperti LASER atau infra merah (IR).
Untuk WSN yang diletakkan dalam
tanah (underground), media komunikasi yang dipilih adalah
gelombang radio dengan frekuensi tertentu yang mempunyai karakteristik mampu
merambat dalam tanah. Sementara itu, WSN yang terletak di bawah permukaan air (underwater) menggunakan gelombang suara sebagaimana yang
digunakan oleh ikan paus dan lumba-lumba, karena mampu merambat dalam jarak
yang jauh.
Untuk
mendapatkan hasil ukur yang teliti, SN umumnya diletakkan di lokasi yang dekat
dengan fenomena yang diukur. Namun kebutuhan ini juga memiliki konsekuensi
tersendiri. Instalasi di medan sulit seperti di dalam hutan lebat, tebing
curam, mulut kawah gunung berapi, dan lain sebagainya, dapat mengundang
kesulitan atau resiko bagi petugas instalasi.
Oleh
karenanya, SN dirancang untuk mempunyai ukuran kecil, mudah dipasang,
mudah dipindahkan, dan minim atau tanpa perawatan. Untuk mencapai
persyaratan ini, sumber listrik SN biasanya hanya mengandalkan tenaga baterai.
Karena SN umumnya diinginkan dapat
bekerja dalam waktu yang lama tanpa perawatan (misalnya satu atau dua tahun),
tenaga baterai harus dapat dihemat. Untuk itu, SN dirangkai dari sensor, processor, dan transceiver yang
mempunyai daya rendah. Akibatnya, processor yang
dipilih mempunyai kemampuan proses rendah, sementara jangkauan pancaran transceiver juga sangat terbatas.
Untuk lebih menghemat konsumsi daya
baterai, jeda waktu pengiriman data juga dapat diperpanjang. Dalam masa jeda
yang panjang tersebut, aktifitas processor dikurangi
dan transceiver dimatikan. Jeda waktu pengiriman bisa diperpendek kembali jika
hasil pengukuran menunjukkan perubahan besar dalam waktu yang cepat. Keadaan
ini dianggap sebagai indikasi adanya situasi emergency,
di mana pelaporan data harus sering dilakukan untuk memperkirakan datangnya bencana.
Mekanisme seperti ini umumnya digunakan pada sistem peringatan dini. beda
dengan SN yang berukuran kecil dan mempunyai kemampuan terbatas, BS mempunyai
ukuran yang lebih besar dengan spesifikasi processor dan transceiver yang lebih baik. Ini karena BS harus
melakukan pekerjaan yang lebih banyak dan kompleks daripada yang dilakukan oleh
BS. Misalnya, saat menerima data dari beberapa SN, BS tidak meneruskan langsung
tiap data kepada CS, melainkan perlu merangkum dan mengubahnya menjadi format
data yang sesuai dengan media komunikasi antara BS dan CS.
Selain itu, berbeda dengan SN yang
dapat “ditidurkan” untuk periode yang panjang, BS harus tetap “terbangun” untuk
menunggu kiriman data dari SN-SN lain yang periode aktifnya berbeda. Juga, BS
harus tetap menjaga jaringan komunikasinya dengan CS. Karena itu, BS perlu
dilengkapi baterai dengan kapasitas yang lebih besar. Seringkali, perangkat
panel surya atau pembangkit tenaga listrik lainnya ditambahkan untuk mengisi
tenaga baterai secara berkala.
Koneksi Wireles
Sementara itu, dengan daya pancar transceiver yang
rendah, jangkauan komunikasi radio SN sangatlah dekat, biasanya berkisar
beberapa puluh meter hingga lima ratusan meter. Jarak jangkau ini akan lebih
rendah jika SN ditempatkan dalam hutan, karena transmisi sinyal radio akan
terganggu oleh lebatnya tanaman dan pohon dalam hutan. Jangkaun transmisi radio
yang pendek akan menjadi masalah jika SN terpisah jauh dari BS, karena SN tidak
dapat mengirim data ke BS.
Untuk mengatasi masalah ini,
elemen-elemen dalam WSN dirancang untuk mampu melakukan komunikasi multihop. Dengan metode ini SN-SN lain yang terletak di
antara BS dan SN yang jauh dapat menjadi penghubung keduanya. Paket data dari
SN yang bersangkutan di kirim ke BS secara berantai oleh SN-SN perantara. Atau
dengan kata lain, sambil tetap mengirim paket datanya sendiri, SN-SN perantara
juga berfungsi sebagai relay station.
Komunikasi multihop ini
merupakan salah satu ciri utama dari WSN. Dengan cara ini, cakupan sebuah
jaringan WSN dapat diperluas.
Perluasan jangkauan WSN juga berarti
penambahan jumlah SN menjadi puluhan, ratusan, hingga ribuan unit. Penambahan
ini mudah dilakukan karena WSN mempunyai sifat scalable yang jarang dimiliki oleh jaringan
komunikasi lainnya.
Namun, kelebihan ini juga membawa
dampak negatif. Perebutan jalur komunikasi antar SN yang berjumlah ratusan dan
ribuan untuk mengirim atau me-relay paket
data akan mengakibatkan tabrakan (collision)
dan kemacetan (congestion),
yang pada akhirnya dapat melumpuhkan jaringan. Untuk mengatasi masalah ini,
struktur jaringan dasar yang merupakan jaringan single-tier dikembangkan menjadi jaringan multi-tier.
Struktur jaringan multi-tier sangat
berbeda dengan struktur jaringan single-tier.
Jika jaringan single-tier hanya mempunyai satu lapisan komunikasi
antara SN dengan BS, jaringan multi-tier bisa memiliki dua, tiga atau lebih lapisan
komunikasi, tergantung dari kompleksitas jaringan WSN. Tiap lapisan komunikasi
umumnya mempunyai frekuensi radio yang berbeda dari lapisan lainnya. Karena
itu, SN tidak dapat berkomunikasi secara langsung dengan BS, melainkan harus
melalui perantaraan elemen jaringan lainnya. Berikut ini dijelaskan
contoh sebuah jaringan multi-tier beserta beberapa kelebihannya.
Perangkat
lunak pada Mote
Mote membutuhkan perangkat lunak untuk mengontrol aktivitas-aktivitasnya dan membuat setiap perangkatnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Seperti sistem operasi dan aplikasi. Sistem operasi berfungsi menyediakan fungsi-fungsi dasar untuk mengatur kerja dari perangkat keras dan perangkat lunak yang berjalan di atasnya, termasuk menyediakan antarmuka pemrograman untuk pengembangan aplikasi WSN. Berikut beberapa sistem operasi WSN yang banyak digunakan saat ini:
1. Tiny OS
2. Contiki
3. Nano-RK
4. LiteOS
5. RTOS
Tipe Sensor
Tipe sensor beserta contohnya yang bisa digunakan pada wireless sensor
network :
Contoh
Sensor
Temperatur :Thermistor, thermocouple
Tekanan :
Pressure gauge, barometer, ionization gauge
Optik :
Photodiodes, phototransistors, infrared sensors, CCD sensors
Akustik :
Piezoelectric resonators, microphones
Mekanik :
Strain gauges, tactile sensors, capacitive diaphragms, piezoresistive cells
Gerakan dan Getaran :
Accelerometers, gyroscopes, photo sensors
Posisi :GPS,
ultrasound-based sensors, infrared-based sensors, inclinometer
Kelembaban :
Capacitive and resistive sensors, hygrometers, MEMS-based humidity sensors
Radiasi : Ionization detectors, Geiger–Mueller counters
Prinsip Kerja
Prinsip Kerja Wireless
Sensor Network
·
Sensorboard mengumpulkan data berupa
intensitas cahaya, temperatur, kelembaban, ataupun pergerakan objek dalam
ruangan.
·
Mote kemudian mengirimkan data
sensing ke gateway.
·
Gateway mengolah data sensing dan
mengirimkannya ke server.
·
Server memproses data dari gateway
untuk ditampilkan. Bila sensor melaporkan parameter yang melewati batasan yang
ditentukan, server memberi perintah pada kontroler.
·
Kontroler mengendalikan switch untuk menaikkan atau
menurunkan kinerja peralatan listrik.
Contoh aplikasi Arsitektur Wireless Sensor Network
Aplikasi Penggunaan WSN pada
Bidang Pertanian
Dalam lingkungan pertanian dilakukan monitoring melalui WSN,
dimana sistem kerjanya pada dasarnya hampir sama dengan sistem kerja jaringan
WSN secara umum. Data dapat diakses melalui internet baik browser maupun mobile
device.
Aplikasi Penggunaan WSN
untuk Pengaturan Penggunaan Energi
Pemilik rumah dapat mengatur penggunaan energi listrik. Saat
penggunaaan energi listrik mencapai titik maksimal dari yang ditentukan, secara
otomatis jaringan sensor akan mengirim data ke gateway untuk diproses dan
kontroler akan menurunkan nilai cahaya, temperatur, dan kelembaban ruangan.
Daftar Referensi
https://botanmasure.wordpress.com/2015/08/19/
https://botanmasure.wordpress.com/2015/08/19/
https://slideplayer.info/slide/3988347/
https://www.slideshare.net/agusk2007/mengenal-wireless-sensor-network
Komentar
Posting Komentar